Selasa, 21 Mei 2013

Rendang di San Fransisco


Bung Hatta menginap di Mark Hopkins Hotel, San Fransisco. Hotel nomor satu tapi klasik. Makanannya hebat dan mahal, dan kurang cocok dengan selera Indonesia. Karena itu ibu-ibu sudah sibuk memasak makanan Minang untuk Bung Hatta. Tetapi bagaimana bisa lewat itu pejabat-pejabat sekuriti USA?
Para ibu datang kepada kepala sekuriti. Lalu diberikan cicipan rendang dengan roti. “Delicious,” kata sang petugas sekuriti mengangguk kepala.
“Ini kesukaan Bung Hatta,” para ibu menjelaskan. Dan mereka masuk hotel diterima ajudan Bung Hatta. Rendang, ikan pengek, gulai otak, dan lain-lain ibu-ibu dengan macam-macam bumbu yang di luar negeri kemudian dihidangkan.

Ketika warga masyarakat Indonesia berbaris mengantar Bung Hatta di pelabuhan udara San Fransisco kami disalami beliau satu per satu. Sambutan resmi telah selesai, beliau telah habis berjabatan tangan dengan walikota madya San Fransisco. Sebelum beliau masuk ke kendaraan yang akan membawa beliau ke pesawat terbang, tiba-tiba beliau balik badan. Langkah-langkah cepat Bung Hatta menuju ke tempat berdiri istri-istri kami.

Beliau sekali lagi bersalaman dan berkata dengan wajah penuh senyuman, “Terima kasih atas masakan yang diantar ke hotel. Terus terang, saya sudah bosan dengan makanan luar negeri, sehingga hidangan makanan Indonesia merupakan surprise yang sangat saya hargai.”

Para ibu-ibu terharu gembira. Jerih-payah mereka dihargai. Hanya ini yang bisa mereka perbuat dalam waktu singkat di negara yang jauh dari tanah air, sebagai pertanda rindu tanah air, sebagai ungkapan cinta kepada Pemimpin Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, yang telah menjadikan mereka manusia bernegara, berbangsa, dan bertanah air dan manusia bermakna jauh di luar negeri itu.

Emil Salim, Pribadi Manusia Hatta, Seri 11, Yayasan Hatta, Juli 2002

Baca juga : Rendang paru dan pisang